Minggu, 23 Mei 2010

Memulai........

Memulai sesuatu. Apapun itu, pastinya membutuhkan niat yang kuat. Bagi saya apalagi. Karena saya tipe yang susah sekali untuk istiqomah menjalankan sesuatu. Ketika saya mulai bosan, maka saya akan kembali pada niat awal saya, mengapa saya harus tetap menjalani ini dan itu. Beberapa kali kejadian, seperti beberapa bulan kemaren. Beberapa teman bus jemputan  mengajak saya fitness di dekat rumah. Saya pun ikut, tapi motivasinya karena ada teman2… alhasil ketika suatu hari saya hanya menemukan saya sendiri di sana tanpa kehadiran satu pun gerombolan bus jemputan (dasar…..), saya pun lantas ngambek dan nggak mau lagi..hehehehe. Itu hanya salah satu contoh lho, masih banyak yang lain. Dan suami saya sangat hafal itu. Dan karena itu pula izin kursus menjahit ditolak mentah-mentah…hehehhhe


Saat ini, ada dua hal yang masih saya jaga keistiqomahannya…salah satunya adalah belajar membuat kue. Karena ada makna jangka panjang di dalamnya. Makna kemandirian financial…. Sapa coba yang mau digaji terus, saya maunya menggaji orang. Hehehhehe. Tapi, melakukan ini sungguh tidak gampang. Saat memulai pun banyak sekali gamangnya…kegagalan didepan mata. Tapi kalau tidak dimulai, saya hanya akan seperti pemipi yag tidak pernah berusaha mewujudkan mimpinya.  Dan saat memulai pun harus mempertimbangkan bahwa tidak semua yang kita rencanakan akan mulus begitu saja.
Saat pertama kali membuat sus, itu keringat bisa kali buat mandi..busyeet banyak banget. Dikit-dikit liat open….dan hasilnya….sus nya melempem
Saat pertama kali bikin kroket……mleyot
Saat pertama kali bikin kue unyil…..jadinya segedhe bagong….kata temen …ini mah harusnya dinamai kue giant.
Saat pertama kali bikin JCC… loyangnya bocor, ganti loyangnya itu lho yang beneran bikin panik(ih, kalo inget masih kerasa deg-degan)…trus yang kedua gosong..hahahhaaha
Saat pertama kali bikin pizza dengan adonan sus…..dibilang bakwan italia….hmm, cuma ditambahin wortel doang sih
Saat pertama kali bikin cup cake kukus…. Ni kue bantet ya, Bu?? (ooh, tega nian)
Saat pertama kali bikin muffin…..muffinnya pendek dan kecil…. Dan bulik berkata, “ini kue cubit ya, nok”…….dueng, shooock


Dan untuk sayur dan lauk dah nggak keitung tingkat kegagalannya, kalau kalian belum pernah ngerasain sayur asem yang rasanya sepet…silakan mampir ke rumah
Setelah sekian banyak hinaan (untuk memperhalus cacian dan makian), apa saya akan bertahan? YA, tentu saja 
Orang pintar memulai sesuatu dengan berpikir, dan orang bodoh memulainya begitu saja. Jadilah saya orang bodoh yang memulainya begitu saja, ketika ada kesalahan di tengah jalan, maka bisa kita perbaiki sambil jalan. Soalnya kalo saya pikir terus-terusan..kayaknya nggak bakal jalan.
heehehehehhehe….

Kamis, 20 Mei 2010

WANITA HEBAT

Seorang balita berumur 2 tahun dikabarkan menderita penyakit kronis.  Dokter yang menanganinya memberitahu ibu sang anak tentang penyakit yang diderita anaknya dan kecilnya peluang untuk menyembuhkan anak tersebut. Ketika mendengar berita tersebut, sang Ibu mengucap “Alhamdulillah”. Dokter itu terkejut dengan jawaban ibu tersebut, namun urung menanyakannya. 

Hingga suatu ketika, kondisi anak tersebut menjadi sangat buruk, koma. Setelah memeriksanya, dokter mengabarkan kepada ibu si anak bahwa kondisi  anaknya  sudah sampai pada taraf yang tidak bisa dia tangani dan kepergian sang anak tinggal menunggu waktu saja. Ibu pun sedih mendengarnya, dan dia mengucapkan “Alhamdulillah”. Dokter pun terkejut mendengarnya, kenapa sang ibu mengucapkan kata syukur lagi.
Beberapa bulan berselang, anak itu tetap tak sadarkan diri. Hingga suatu ketika, tiba-tiba anak tersebut tersadar dari tidur panjangnya. Dokter langsung memeriksa keadaannya, dan setelah dilakukan beberapa tes kesehatan, dokter menyatakan anak tersebut sehat…..tanpa bekas penyakit sedikitpun. Anak tersebut sadar seperti tak pernah menderita penyakit apapun. Sebuah keajaiban…
Beberapa waktu setelahnya, sang anak pun bisa tumbuh berkembang sebagaimana layaknya anak seumurannya.
Suatu ketika terbersit keinginan sang ibu untuk mengajak keluarganya bersilaturahim ke tempat dokter yang dulu merawat anaknya. Saat bertemu dengan keluarga tersebut, dokter pun mengungkapkan kekagumannya dengan kondisi sang anak yang telah diprediksi tidak dapat disembuhkan. Dokter pun akhirnya mengungkapkan keheranannya kepada ayah sang anak terhadap ucapan “Alhamdulillah” yang senantiasa di lafadzkan sang ibu saat kondisi anaknya justru bertambah buruk.  Ayah pun menjawab, “Istri saya selalu berprasangka baik kepada Allah”, lalu sang ayah melanjutkan, “ Anak kami ini adalah anak yang kami dapatkan setelah tujuh belas tahun pernikahan, dan dalam sembilan belas tahun pernikahan itu, saya tidak pernah melihat istri saya melewatkan sepertiga malam terakhirnya kecuali dengan sholat tahajud”.
(diceritakan kembali dengan versi seingat saya).

Subhanallah…merinding dengernya saat itu dari cerita MR. Berprasangka baik kepada Allah bukankah seharusnya menjadi keharusan? Namun, betapa suliiiit sekali melakukannya. Masya Allah… Bukankah Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya?? Lalu mengapa kita sering, terlalu sering malah menduga-duga hal yang buruk, berpikir betapa tidak adilnya kehidupan, kenapa si A kaya dan kenapa si B miskin, kenapa dia cantik dan kita jelek, kenapa dia berkedudukan lebih tinggi, kenapa..kenapa..dan kenapa. Bukankah sebenarnya dunia ini bukan masalah adil atau tidak adil, tapi soal betapa bebalnya kita melihat keadilan yang sebenarnya bukan? keadilan hakiki menurut ALLAH

Rabu, 19 Mei 2010

SAAT MARAH

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:EMHRL0S9ZWThNM:http://i380.photobucket.com/albums/oo242/hendla/marah1.jpg
Saat marah, apa yang seringkali kita lakukan? Ini beberapa hal yang dilakukan seseorang saat marah (www.femina-online.com)..
*ngoceh terus sampe dengan kata2 bikin sakit ati dengarnya, sudah itu lega. masa bodoh orang jd benci yang penting lega hati
*saya menangis dengan emosi, bahkan saking emosinya saya bisa tanpa berhenti adu argumen dengan lawan saya! pokoknya, begitu keluar selama beberpa menit eh,, tiba2 emosi saya stabil lagi dan sayangnya muka saya pasti akan menua beberapa tahun karena tarikan raut wjah yang begitu emosi, haha..
*Pernah menggunting baju mama. Beberapa tahun belakangan ini aku lagi latihan bersabar dan gak marah-marah.

Senin, 17 Mei 2010

Itu yang terbaik untuk Kita

Akhirnya sampai pada kata yang menakutkan. Takut mengucapkan. Tapi merasa harus diucapkan karena pertahanan diri sudah melemah. Baru 2 tahun...baru 2 tahun, tapi betapa ini terasa sangatlah lama, ya Allah. Sungguh, hambapun tak ingin mengeluh. Karena mengeluh akan semakin menambah deretan dosa yang sudah menggunung.

Dan sampai pertahanan yang semakin menipis malam itu, akhirnya aku ucapkan sebuah kalimat tanya kepadanya, suamiku. "Bagaimana jika (Astaghfirullah) kita tidak mendapat amanah-Nya?" kegalauan mendekat dengan cepat. Takut mendengar jawaban. Kalau-kalau dia akan menjawab.... berlintasan semakin cepat angan-angan jahil tentang jawabannya, bagaimanakah jika jawabannya.....bagaimanakah jika...

Dalam kegalauan kudengar suaranya menjawab, "Berarti itu yang terbaik untuk kita".

hikss...
Huaaaaaaaaa......

Alhamdulillah... akan kuteguhkan, akan kukuatkan. Sabarkanlah kami, Lapangkanlah dada kami, ya Allah... Insya Allah, telah tertulis di lauh mahfudz